
Rangkuman tafkhiim & tarqiiq
A. Sekilas Tentang
Tafkhiim & Tarqiiq
Tafkhiim adalah membaca (huruf dengan) tebal, dengan
memajukan mulut (jawa ;mecoco). Sehingga suara huruf menjadi lebih tebal &
besar. Sedangkan yang dimaksud dengan Tarqiiq adalah membaca (huruf dengan)
tipis.
Huruf-huruf yang wajib dibaca Tafkhiim adalah huruf-huruf
yang mempunyai sifat Isti’la’, yaitu 7 huruf yang terangkum dalam istilah خـص ضـغـط قــظ .
Semua huruf Istifaal ( إسـتـفــال ) – yaitu
selain huruf-huruf Isti’la’ ( إسـتـعــلاء )
di atas – adalah wajib dibaca Tarqiiq
(tipis), kecuali huruf Lam & Ra’. Pembahasan tentang dua huruf ini (Lam
& Ra’) akan dijelaskan lebih detail pada bagian selanjutnya.
B. Huruf Lam &
lafadz Jalalah.
Menurut Imam Hafsh RA, semua huruf Lam selain Lam lafadz
Jalalah ( الله ) semuanya wajib dibaca
Tarqiiq (dibaca tipis & kecil). Contoh ; ولا
الـضـالـيــن
Sedangkan huruf Lam Jalalah yang jatuh setelah harakat
fathah & dhammah, maka wajib dibaca Tafkhiim. Contoh ; إذ قــال الله ، إنـي عــبــد الله
. Apabila
huruf Lam Jalalah tersebut, jatuh setelah harakat kasrah, maka wajib dibaca
Tarqiiq. Contoh ; قـل اللـهــم ، أفـي الله ،
لله .
C. Tafkhiim Ra’
Huruf Ra’ yang wajib dibaca Tafkhiim
adalah ;
4
Huruf Ra’ yang dibaca
fathah & dhammah. Contoh ; ربـنــا ،
رزقـنــا .
4
Huruf Ra’ sukun asli
atau sebab waqaf, yang jatuh setelah harakat fathah atau dhammah, baik secara
langsung (muttashil) maupun tidak langsung (munfashil). Yang dimaksud dengan
munfashil di sini adalah terpisah dengan huruf mati, selain huruf Yaa’ yang
diharakati sukun. Contoh ; مـن مــرقــدنــا
، تــرجـعــون، كــل امــر .
4
Huruf Ra’ sukun yang
jatuh setelah harakat kasrah, kemudian bertemu dengan huruf Isti’la’ yang masih
satu kata. Contoh ; قــرطـاس، فــرقــة،
لـبـالـمــرصــاد
. Sedangkan jika huruf Ra’ sukun yang jatuh setelah harakat kasrah,
kemudian bertemu dengan huruf Isti’la’ yang berada dalam kata yang berbeda,
maka Ra’ harus dibaca Tarqiiq. Contoh ; فـاصـبــر
صـبــرا .
4
Huruf Ra’ sukun yang
jatuh setelah Hamzah washal secara muthlaq, yakni tanpa memperdulikan apakah
jatuh setelah kasrah, fathah, maupun dhammah. Semuanya harus dibaca Tafkhiim.
Contoh ; إرجـعــي ، وارحـمـنــا ، أمـنــوا
اركـعــوا .
D. Tarqiiq Ra’
Huruf
Ra’ yang wajib dibaca Tarqiiq (tipis) adalah ;
4
Semua huruf Ra’ yang dibaca
kasrah. Contoh ; رزقـا قــالــوا ، وأرنــا
مـنـاسـكـنــا
.
4
Huruf Ra’ sukun yang
jatuh setelah kasrah yang asli serta muttashil (secara langsung), kemudian Ra’
tidak bertemu dengan huruf Isti’la’. Contoh ; فــرعــون ، إصـطـبــر .
4
Huruf Ra’ sukun yang
jatuh setelah huruf Yaa’ yang mati (baik setelah kasrah maupun fathah). Contoh
; لـخـبـيــر، ذلــك خـيــر .
4
Huruf Ra’ mati sebab
diwaqafkan, dan jatuh setelah kasrah. Contoh ; لـقــادر ، تـبـلـى الـســرائــر .
E. Dua opsi bacaan ( جــواز الــوجـهـيــن )
Huruf Ra’ yang diharakati sukun
karena diwaqafkan, dan jatuh setelah kasrah yang terpisah oleh huruf Isti’la’,
maka Ra’ tersebut bisa dibaca dengan dua pilihan bacaan. Contoh ; مـصــر serta
عـيـن الـقــطــر
. Namun, kalau
lafadz مـصــر lebih
baik dibaca Tafkhiim, karena jika lafadz ini dibaca washal (terus), maka
washalnya menggunakan fathah. Sedangkan kalau lafadz عـيـن الـقــطــر lebih
baik dibaca Tarqiiq, karena jika lafadz ini dibaca washal (terus), maka
washalnya menggunakan kasrah.
Lafadz كــل فــرق Surat
Asy-Syu’araa’ ; 63. Huruf Ra’ dari lafadz ini bisa dibaca dengan dua bacaan.
Yaitu ; Dibaca Tafkhiim, karena Ra’ sukun bertemu dengan huruf Isti’la’ (Qaaf).
Dan bisa juga dibaca Tarqiiq, karena huruf Isti’la’-nya (yaitu Qaaf) berharakat
kasrah.
F. Ra’ Tasydiid
Huruf Ra’ yang bertasydiid itu, sifat getar-nya wajib
disamarkan. Jangan sampai terlalu bergetar, agar tidak menjadi bacaan yang
tidak fashih. Namun jangan sampai hilang sifat getar-nya. Solusinya adalah ;
Ujung lidah didiamkan pada langit-langit mulut bagian atas, sampai selesai
getarannya. Dan ketika membaca tasydiid (pada huruf Ra’ tersebut), hendaknya
ditekan lebih kuat, agar tidak kehilangan (bunyi) tasydiid tadi.
G. Kesimpulan
1. Huruf Ra’
sukun yang jatuh setelah kasrah, wajib dibaca Tafhkhiim (tebal), sebab bertemu
dengan huruf Isti’la’. Di dalam Al-Qur’an hanya terdapat 5 Ayat saja yang
berkenaan dengan ketentuan ini, yaitu ;
No
|
Lafadz
|
Juz
|
Nama Surat
|
Ayat
|
1
|
قــرطــاس
|
7
|
Al-An’aam
|
7
|
2
|
إرصــادا
|
11
|
At-Taubah
|
107
|
3
|
مـن كــل فــرقــة
|
11
|
At-Taubah
|
122
|
4
|
مــرصــادا
|
30
|
An-Nabaa’
|
21
|
5
|
لـبـالـمــرصــاد
|
30
|
Al-Fajr
|
14
|
2. Huruf Ra’
sukun yang jatuh setelah kasrah, wajib berhenti (membaca). Sebab huruf Ra’
jatuh setelah Hamzah washal. Jenis ini sering dijumpai di dalam Al-Qur’an.
Berikut ini beberapa contohnya ;
No
|
Lafadz
|
Juz
|
Nama Surat
|
Ayat
|
1
|
إن ارتـبـتــم
|
7
|
Al-Maaidah
|
106
|
2
|
رب ارحــمــهـمــا
|
15
|
Al-Israa’
|
24
|
3
|
لـمــن ارتــضـى
|
17
|
Al-Anbiyaa’
|
28
|
4
|
إركــعــوا واسـجــدوا
|
17
|
Al-Hajj
|
77
|
5
|
أم ارتــابــوا
|
18
|
An-Nuur
|
50
|
6
|
عــذاب * اركــض
|
23
|
Shaad
|
41/42
|
7
|
إرجــعــي إلـى
|
30
|
Al-Fajr
|
28
|
Idzhar & Idghaam
1)
Daftar Bacaan Yang Wajib
Dibaca Idzhar Menurut Ijma’ Ulama’
No
|
Contoh
|
Sebab-sebab
|
1
|
أمـنـــوا وعـمـلــوا
|
Wawu Mad bertemu dengan Wawu
|
2
|
قــومـي يـعـلـمــون
|
Yaa’ Mad bertemu dengan Yaa’
|
3
|
خــضـتــــم
|
Dhaad bertemu dengan Ta’
|
4
|
أوعــظــت
|
Zha’ ( ظ )
bertemu
dengan Ta’
|
5
|
فـمــن اضـطــر
|
Dhaad bertemu dengan Tha’
|
6
|
لا تــزغ قــلــوبـنــا
|
Ghain bertemu dengan Qaaf
|
7
|
فـسـبـحــه
|
Huruf Halqie bertemu dengan
huruf Halqie juga. Huruf Halqie adalah ; ء
، هـ ، ح ، خ ، ع ، & غ
|
8
|
أفــرغ عــلـيـنــا
|
|
9
|
يـتـبــع خــطــوات
|
|
10
|
أبـلــغـــه
|
|
11
|
ويــتــبــع غــيــر
|
|
12
|
تـتـبــع أهـــواءهـــم
|
|
Warning !!! ; Huruf
pertama yang mati dibaca sendiri secara tepat & jelas, agar tidak
(kedengaran) seperti bacaan Idghaam !.
|
2)
Daftar Bacaan Yang Wajib
Dibaca Idzhar Menurut Imam Hafsh.
No
|
Contoh
|
Sebab-sebab
|
1
|
إذ سـمـعـتـمــوه
|
Dzal sukun bertemu dengan Siin
|
2
|
إذ جــاءتـكــم
|
Dzal sukun bertemu dengan
Jiim
|
3
|
إذ دخــلــت
|
Dzal sukun bertemu dengan Dal
|
4
|
إذ تــبــرأ
|
Dzal sukun bertemu dengan Ta’
|
5
|
وإذ صــرفـنـا
|
Dzal sukun bertemu dengan
Shaad
|
6
|
وإذ زيـن
|
Dzal sukun bertemu dengan Za’
|
Warning !!! ;
Huruf Dzal harus dibaca dengan jelas !
|
||
1
|
قــد شــغـفــهــا
|
Dal sukun bertemu dengan
Syiin
|
2
|
ولـقــد ذرأنــا
|
Dal sukun bertemu dengan Dzal
|
3
|
فــقــد ضـل
|
Dal sukun bertemu dengan
Dhaad
|
4
|
لــقــد جــاءكــم
|
Dal sukun bertemu dengan Jiim
|
5
|
قــد ســمـع الله
|
Dal sukun bertemu dengan Siin
|
6
|
فـقــد ظـلــم
|
Dal sukun bertemu dengan Zha’
( ظ
)
|
7
|
ولـقــد صــرفـنـا
|
Dal sukun bertemu dengan
Shaad
|
8
|
ولــقــد زيــنــا
|
Dal sukun bertemu dengan Za’
|
Warning !!! ;
Bacaan Qalqalah dari huruf Dal harus dibaca jelas !
|
||
1
|
كــذبــت ثــمــود
|
Ta’ Ta’niits bertemu dengan
Tsa’
|
2
|
نــضـجــت جـلــودهــم
|
Ta’ Ta’niits bertemu dengan
Jiim
|
3
|
خـبــت زدنــاهــم
|
Ta’ Ta’niits bertemu dengan
Za’
|
4
|
كــانــت ظـالـمــة
|
Ta’ Ta’niits bertemu dengan
Zha’ ( ظ )
|
5
|
لـهــدمـت صــوامــع
|
Ta’ Ta’niits bertemu dengan
Shaad
|
6
|
أنـــزلــت ســورة
|
Ta’ Ta’niits bertemu dengan
Siin
|
Warning !!! ;
Bacaan Hams huruf Ta’ harus diperlihatkan !
|
3)
Daftar Bacaan Yang Wajib
Dibaca Idghaam
No
|
Contoh
|
Sebab-sebab
|
Jenis Idghaam
|
1
|
تــولــوا وهــم
|
Wawu lain bertemu
dengan Wawu
|
Mutamatsilain
|
2
|
إذ ذهـــب
|
Dzal sukun bertemu dengan Dzal
|
Mutamatsilain
|
3
|
إذ ظـلـمــوا
|
Dzal sukun bertemu dengan
Zha’ ( ظ )
|
Mutajanisain
|
4
|
وقــد دخــلــوا
|
Dal sukun bertemu dengan Dal
|
Mutamatsilain
|
5
|
قــد تـبـيــن
|
Dal sukun bertemu dengan Ta’
|
Mutajanisain
|
6
|
أثـقــلــت دعـــوا الله
|
Ta’ sukun bertemu dengan Dal
|
Mutajanisain
|
7
|
وقـالــت طـائـفــة
|
Ta’ sukun bertemu dengan Tha’
|
Mutajanisain
|
8
|
ربـحـت تـجــارتــهــم
|
Ta’ sukun bertemu dengan Ta’
|
Mutamatsilain
|
9
|
قــل ربـي أعــلــم
|
Lam sukun bertemu dengan Ra’
|
Mutaqaribain
|
10
|
بــل رفــعــه الله
|
Lam sukun bertemu dengan Ra’
|
Mutaqaribain
|
11
|
إركــب مـعـنــا
|
Ba’ sukun bertemu dengan Miim
|
Mutajanisain
|
12
|
يــلـهــث ذلــك
|
Tsa’ sukun bertemu dengan
Dzal
|
Mutajanisain
|
13
|
ألــم نـخـلـقـكــم
|
Mim sukun bertemu dengan Nun
|
Mutaqaribain
|
14
|
مــا فــرطــت
|
Tha’ sukun bertemu dengan Ta’
|
Naqiish
|
Jenis-jenis Idghaam
1) Idghaam Mutamatsilain ( الـمـتـمـاثـلـيــن )
Yaitu Idghaam-nya dua huruf yang sama, namun huruf
yang pertama mati (sukun). Baik dalam satu kata maupun dalam kata yang berbeda.
Namun apabila berupa huruf Mad ( Wawu mati jatuh setelah dhammah & Yaa’
mati jatuh setelah kasrah), maka menurut kesepakatan para ulama’ ahli baca
Qur’an, lafadz itu harus dibaca Idzhar. Alasannya ; Makhraj Wawu Mad yang
sukun, sudah tidak sama dengan Wawu biasa. Contoh ; قــالــوا وهــم . Selain itu, untuk menjaga (bacaan) Mad Thabi’ie
jangan sampai lepas (tidak dibaca).
Sedangkan jika berupa huruf lain
( Huruf Wawu dan Yaa’ yang mati & jatuh setelah harakat fathah), maka dalam
hal ini masih berlaku hukum yang mewajibkan lafadz itu untu dibaca Idghaam.
Oleh karena itu, ketahuilah bahwasanya huruf lain tersebut dibaca
Idghaam ketika bertemu dengan huruf yang sejenis. Dan ingatlah bahwa
Idghaam-nya huruf lain tadi, tidak berdengung. Contoh ; مـا اتـقــوا وأمـنــوا ، عــصــوا وكــانــوا ، أووا
ونـصــروا .
2) Idghaam Mutajaanisain ( الـمتـجــانـسـيـن )
Yaitu Idghaam-nya dua huruf yang sama Makhraj-nya,
namun berbeda sifat huruf-nya. Seperti ; Dal dengan Ta’, Ba’ dengan Miim, dll.
3) Idghaam Mutaqaaribain ( الـمتـقـاربـيــن )
Yaitu Idghaam-nya dua huruf yang saling berdekatan
Makhraj maupun sifat huruf-nya. Seperti ; Qaaf dengan Kaaf.
Waqaf &
Permulaan bacaan ( IBTIda’ )
(Tempat Berhenti & Memulai atau Mengulangi Bacaan)
Apabila seseorang sudah bisa membaca Al-Qur’an dengan memikirkan
& memperhatikan Waqaf serta cara memulai suatu bacaan (Ibtida’), Isyaa
Allah, dia akan mulai merasakan kenikmatan membaca Kalamullah (Al-Qur’an).
Seseorang tidak mungkin bisa membaca satu Surat Al-Qur’an dengan satu kali
tarikan nafas, serta tidak diperkenankan untuk menarik nafas di pertengahan
bacaan washal (bacaan yang tidak ada tempat berhentinya). Begitu juga tidak
diperkenankan untuk memutus suatu kalimat. Oleh karena itu, seseorang hendaknya
melakukan ketentuan-ketentuan berikut ini ;
4
Mencari tempat waqaf untuk menghela nafas &
istirahat
4
Menentukan lafadz yang digunakan untuk memulai
suatu bacaan (disebut dengan istilah Ibtida’)
4
Waqaf & Ibtida’ itu tidak boleh merubah makna,
maupun merusak kefahaman Al-Qur’an yang dibaca.
A.
Sekilas Tentang Waqaf
Waqaf terbagi menjadi 4 bagian ;
1) Waqaf
Ikhtibarie ( وقــف إخـتــبــاري
) ;
Digunakan
ketika menguji seseorang atau untuk mengajar pada murid, bagaimana tata cara
mewaqafkan suatu Ayat, jika sewaktu-waktu terpaksa harus berhenti.
2) Waqaf
Intidzarie ( وقـف إنــتــظــاري )
;
Untuk
menghimpun jenis-jenis bacaan (Qira’ah), karena perbedaan masing-masing
riwayat.
3) Waqaf
Idhtiraarie ( وقـف إضـطــراري );
Waqaf
yang disebabkan oleh keterpaksaan, semisal ; kehabisan nafas, lupa atau tidak
bisa membaca Al-Qur’an secara tepat.
4) Waqaf
Ikhtiyaarie( وقـف إخــتـيــاري )
;
Waqaf
yang memang disengaja.
B.
Jenis-jenis Waqaf
Ikhtiyaarie
Para ulama’ membagi lagi
Waqaf Ikhtiyaarie dengan 4 tingkatan ;
1) Waqaf
Taam ( وقــف تــام )
Yaitu berhenti di akhir kalimat yang sudah sempurna, dan
kalimat itu sudah tidak ada angkut pautnya lagi dengan kalimat berikutnya, baik
dalam segi lafadz maupun segi maknanya.
Waqaf Taam bertempat pada beberapa tempat berikut ini ;
4
Di akhir seluruh Surat dalam Al-Qur’an
4
Di akhir sebuah cerita. Contoh ; وأولـئـك هــم الـمـفـلـحـــون @ (Surat Al-Baqarah ; 5). Bagian akhir dari
Ayat ini disebut juga dengan waqaf Taam. Karena Ayat ini menjadi penutup cerita
tentang orang-orang mukminin, dan sudah tidak ada hubungannya dengan Ayat
selanjutnya yang bercerita tentang orang-orang kafir.
4
Sering terdapat di akhir suatu Ayat. Contoh ; مـلـك يــوم الـديــن
(Surat
Al-Fatihah ; 4).
4
Belum sampai pada penghujung Ayat, namun masih
berada di pertengahan Ayat. Contoh ; Surat Al-Furqan ; 29, yaitu ; لــقـد أضـلـنـي عــن الـذكــر بـعــد إذ جـاءنـي * . Ini adalah ucapan orang dzalim, Ubayy bin Khalaf. Kemudian
Allah SWT berfirman ; وكـان الـشـيـطـان
للإنـسـان خــذولا .
4
Setelah suatu Ayat, masih terdapat satu kata lagi.
Contoh ; Surat
Ash-Shaaffaat ; 138, Juz 23. Yaitu ; وإنـكـم
لـتـمــرون عــلـيـهــم مـصـبـحـيــن @ وبـاللـيــل .
4
Berada sebelum Yaa’ nida’ (seruan), fi’il amar
(bentuk kalimat perintah), Qasam (kalimat sumpah), Lam Qasam (huruf Lam untuk
sumpah), sebelum lafadz وكـان الله ، ومـا كـان
الله ، ذلـك serta lafadz لــولا . Namun syaratnya adalah tidak
didahului oleh kalimat sumpah (Qasam), atau kalimat Qaul ( Seperti ; قـال ، قـالــوا ).
2) Waqaf
Al-Kaafie ( وقــف الـكــافـي )
Yaitu berhenti di akhir suatu kalimat yang sempurna, namun
masih mempunyai hubungan makna (masih satu tema) dengan kalimat berikutnya.
Waqaf Al-Kaafie bertempat pada beberapa tempat berikut ini ;
4
Kebanyakan berada pada Ayat-ayat semisal ; ومـمـا رزقـنـاهــم يـنـفـقــون @ . Karena
biasanya cerita tentang orang mukmin masih belum selesai.
4
Mayoritas juga bertempat di tengah-tengah Ayat.
Contoh ; فـلا يـحــزنـك قــولـهـم * إنـا نـعـلـم
... .
4
Bertempat pada tiap-tiap akhir Ayat yang
sesudahnya berupa Lam Kay ( لـكـي ), Lafadz إلا yang bermakna لـكـن (akan tetapi), huruf إن yang ditasydiid, Istifhaam (kalimat pertanyaan), huruf بــل, ألا , Siin, ســوف , نـعــم , بـئـس & كـيــلا . Namun syaratnya adalah
tidak didahului oleh kalimat sumpah (Qasam), atau kalimat Qaul ( Seperti ; قـال ، قـالــوا ).
3) Waqaf
Al-Hasan ( وقـف الـحـســن )
Yaitu berhenti di akhir suatu kalimat yang sempurna, dan
masih mempunyai hubungan lafadz maupun makna dengan kalimat berikutnya.
Hukum Waqaf Hasan adalah sudah boleh berhenti, jika sudah
bisa difaham maksud dari Ayat yang dibaca tadi. Akan tetapi, pengulangan bacaan
dilakukan dengan cara mengulangi kembali kalimat yang sudah dia baca. Namun
jika berada di akhir Ayat, maka permulaan bacaan (Ibtida’) bisa dilakukan
dengan membaca lafadz pada Ayat berikutnya. Contoh ; الـحـمـد لله
, kemudian dia
mengulangi lagi dengan bacaan ألـحـمـد لله رب الـعـالـمـين . Apabila nafas seseorang masih panjang untuk
bisa membaca waqaf Hasan, maka sebaiknya membacanya terus (washal) sampai
(cadangan) nafasnya habis.
Daftar Waqaf
Yang Diharamkan
(Jangan Sampai Berhenti Di Akhir Contoh-contoh Berikut Ini
!!!)
No
|
Ayat
|
Juz
|
Nama Surat
|
Ayat
|
1
|
الــذيـن كـفــر * والله
|
3
|
Al-Baqarah
|
258
|
2
|
ومـا مــن إلــه
|
3
|
Ali
‘Imraan
|
62
|
3
|
لا تــقــربــوا الـصــلاة
|
5
|
An-Nisaa’
|
43
|
4
|
لا يـبـعــث الله
|
14
|
An-Nahl
|
38
|
5
|
مــثــل الـســوء ولله
|
14
|
An-Nahl
|
60
|
6
|
ولــم يـكـن لــه
|
15
|
Al-Israa’
|
111
|
7
|
لــفـي خــســـر
|
30
|
Al-‘Ashr
|
2
|
8
|
فــويــل للـمـصـلـيـن
|
30
|
Al-Maa’uun
|
4
|
9
|
إن الله لا يـهــدي
|
Di
Ayat manapun berada
|
||
10
|
ومــا أرسـلــنــاك
|
Daftar
Permulaan atau Pengulangan Yang Diharamkan
(Jangan Sampai Memulai Membaca Atau Mengulangi Bacaan Dengan
Ayat-ayat Berikut Ini, Akan Tetapi Harus Membaca Washal (Terus) Dengan Ayat
Sebelumnya !!!)
No
|
Ayat
|
Juz
|
Nama Surat
|
Ayat
|
1
|
الله عــلـى قــلــوبـهــم
|
1
|
Al-Baqarah
|
7
|
2
|
إتــخــذ الله ولــدا
|
1
|
Al-Baqarah
|
117
|
3
|
الله مــوتــوا
|
2
|
Al-Baqarah
|
243
|
4
|
إن الله فـقـيــر
|
4
|
Ali
‘Imraan
|
181
|
5
|
إن الله هـــو الـمـسـيـــح
|
6
|
Al-Maaidah
|
17
|
6
|
نــحــن أبـنــاء الله
|
6
|
Al-Maaidah
|
18
|
7
|
الله غــرابــا
|
6
|
Al-Maaidah
|
31
|
8
|
يــد الله مـغـلــولــة
|
6
|
Al-Maaidah
|
64
|
9
|
إن الله ثـالـث
|
6
|
Al-Maaidah
|
73
|
10
|
لا نـــؤمــن بـالله
|
7
|
Al-Maaidah
|
84
|
11
|
عـــزيــر ابــن الله
|
10
|
At-Taubah
|
30
|
12
|
الـمـسـيــح ابـن الله
|
10
|
At-Taubah
|
30
|
13
|
الله بــشـــرا
|
15
|
Al-Israa’
|
94
|
14
|
لــه شــريــك فـي الـمـلــك
|
15
|
Al-Israa’
|
111
|
15
|
إنـي إلــه مـن دونـــه
|
17
|
Al-Anbiyaa’
|
29
|
16
|
الله كـثــيــرا
|
22
|
Al-Ahzaab
|
35
|
17
|
لا أعـبــد الــذي فــطــرنــي
|
23
|
Yaasiin
|
22
|
18
|
ولــد الله
|
23
|
Ash-Shaaffaat
|
152
|
19
|
أعــبــد مــا تــعــبــدون
|
30
|
Al-Kaafiruun
|
2
|
Rumuz Waqaf
No
|
Tanda
|
Nama
|
Keterangan
|
1
|
م
|
Waqaf Lazim
|
Harus berhenti, jangan sampai
membaca washal (terus).
|
2
|
ط
|
Waqaf Muthlaq
|
Lebih baik waqaf. Waqaf ini
terkadang ditandai dengan menggunakan huruf-huruf berikut ini ; قـف ، قـلـى
|
3
|
ج
|
Waqaf Jaiz
|
Boleh waqaf boleh washal
|
4
|
ز
|
Mujawwaz
|
Boleh waqaf, namun lebih baik
washal (baca terus).
|
5
|
ص
|
Murakkhas
|
Diperkenankan waqaf, karena
kehabisan nafas atau karena Ayatnya yang panjang-panjang. Dan memulai bacaan
lagi dengan kalimat sesudahnya.
|
6
|
ق ، صلـى
|
-
|
Lebih baik dibaca washal
(terus)
|
7
|
لا
|
Tidak Waqaf
|
Bukan tempat waqaf, namun
boleh waqaf jika tanda ini berada di akhir suatu Ayat.
|
8
|
Muraqabah/ Mu’anaqah
|
Harus waqaf pada salah satu
tanda saja, & washal pada tanda yang lain. Karena kalimat yang
menggunakan tanda ini, bisa dikaitkan dengan kalimat sebelumnya maupun
kalimat sesudahnya.
|
|
9
|
الـسـجـدة
|
Sajadah
|
Pagi pembaca maupun pendengar
Ayat ini hendaknya melakukan sujud tilawah. Yaitu sujud 2 kali dengan membaca
;
سـجـد
وجـهـي للـذي خـلـقـه وصــوره وشــق سـمـعـه بـحــولــه وقــوتــه . فـتـبـارك
الله أحـســن الـخــالـقـيــن .
Atau membaca kalimat
thayyibah sebanyak 3 kali ;
سـبـحــان
الله ، والـحـمــد لله ، و لا إلـه إلا الله ، والله أكـبــر .
|
10
|
ع
|
Ruku’
|
Tempat rukuk Nabi Muhammad
SAW ketika beliau shalat.
|
11
|
ء
|
-
|
Tempat berhentinya bacaan
atau riwayat (bacaan).
|
Daftar hukum Mim & Nun mati serta
Tanwiin
No
|
Lafadz
|
Sebab
|
Bacaan
|
1
|
ومـنـهــم مــن ءامــن
|
7
|
Idghaam bi-ghunnah
|
2
|
فــاحـكــم بـيـنــهــم
|
11
|
Khfa’ Syafawie
|
0 komentar:
Posting Komentar