مرحبا أهلا وسهلا بقدومكم بمعهد الديني الإسلامي اليسير "بدأ الإسلام غريبا وسيعود غريبا فطوبى للغرباء * Selamat Datang di Pon-Pes Al Yasir Virtual “Islam pada mulanya asing (bagi pemeluk agama lain), dan akan kembali asing (bagi pemeluknya sendiri), maka berungtung orang-orang yang mengasingkan diri.” –Al Hadits
Home » » TAJWID

TAJWID

Written By Santri Al Yasir on Senin, 10 Juni 2013 | 06.13




Rangkuman tafkhiim & tarqiiq

A.     Sekilas Tentang Tafkhiim & Tarqiiq
         Tafkhiim adalah membaca (huruf dengan) tebal, dengan memajukan mulut (jawa ;mecoco). Sehingga suara huruf menjadi lebih tebal & besar. Sedangkan yang dimaksud dengan Tarqiiq adalah membaca (huruf dengan) tipis.
         Huruf-huruf yang wajib dibaca Tafkhiim adalah huruf-huruf yang mempunyai sifat Isti’la’, yaitu 7 huruf yang terangkum dalam istilah خـص ضـغـط قــظ  .
         Semua huruf Istifaal ( إسـتـفــال )yaitu selain huruf-huruf Isti’la’ ( إسـتـعــلاء ) di atas – adalah wajib dibaca Tarqiiq (tipis), kecuali huruf Lam & Ra’. Pembahasan tentang dua huruf ini (Lam & Ra’) akan dijelaskan lebih detail pada bagian selanjutnya.

B.     Huruf Lam & lafadz Jalalah.
         Menurut Imam Hafsh RA, semua huruf Lam selain Lam lafadz Jalalah ( الله ) semuanya wajib dibaca Tarqiiq (dibaca tipis & kecil). Contoh ; ولا الـضـالـيــن 
         Sedangkan huruf Lam Jalalah yang jatuh setelah harakat fathah & dhammah, maka wajib dibaca Tafkhiim. Contoh ; إذ قــال الله ، إنـي عــبــد الله . Apabila huruf Lam Jalalah tersebut, jatuh setelah harakat kasrah, maka wajib dibaca Tarqiiq. Contoh ; قـل اللـهــم ، أفـي الله ، لله .

C.      Tafkhiim Ra’
         Huruf Ra’ yang wajib dibaca Tafkhiim adalah ;
4  Huruf Ra’ yang dibaca fathah & dhammah. Contoh ; ربـنــا ، رزقـنــا .
4  Huruf Ra’ sukun asli atau sebab waqaf, yang jatuh setelah harakat fathah atau dhammah, baik secara langsung (muttashil) maupun tidak langsung (munfashil). Yang dimaksud dengan munfashil di sini adalah terpisah dengan huruf mati, selain huruf Yaa’ yang diharakati sukun. Contoh ; مـن مــرقــدنــا ، تــرجـعــون، كــل امــر .
4  Huruf Ra’ sukun yang jatuh setelah harakat kasrah, kemudian bertemu dengan huruf Isti’la’ yang masih satu kata. Contoh ; قــرطـاس، فــرقــة، لـبـالـمــرصــاد . Sedangkan jika huruf Ra’ sukun yang jatuh setelah harakat kasrah, kemudian bertemu dengan huruf Isti’la’ yang berada dalam kata yang berbeda, maka Ra’ harus dibaca Tarqiiq. Contoh ; فـاصـبــر صـبــرا .
4  Huruf Ra’ sukun yang jatuh setelah Hamzah washal secara muthlaq, yakni tanpa memperdulikan apakah jatuh setelah kasrah, fathah, maupun dhammah. Semuanya harus dibaca Tafkhiim. Contoh ; إرجـعــي ، وارحـمـنــا ، أمـنــوا اركـعــوا .

D.     Tarqiiq Ra’
         Huruf Ra’ yang wajib dibaca Tarqiiq (tipis) adalah ;
4  Semua huruf Ra’ yang dibaca kasrah. Contoh ; رزقـا قــالــوا ، وأرنــا مـنـاسـكـنــا .
4  Huruf Ra’ sukun yang jatuh setelah kasrah yang asli serta muttashil (secara langsung), kemudian Ra’ tidak bertemu dengan huruf Isti’la’. Contoh ; فــرعــون ، إصـطـبــر .
4  Huruf Ra’ sukun yang jatuh setelah huruf Yaa’ yang mati (baik setelah kasrah maupun fathah). Contoh ; لـخـبـيــر، ذلــك خـيــر .
4  Huruf Ra’ mati sebab diwaqafkan, dan jatuh setelah kasrah. Contoh ; لـقــادر ، تـبـلـى الـســرائــر .

E.    Dua opsi bacaan ( جــواز الــوجـهـيــن )
         Huruf Ra’ yang diharakati sukun karena diwaqafkan, dan jatuh setelah kasrah yang terpisah oleh huruf Isti’la’, maka Ra’ tersebut bisa dibaca dengan dua pilihan bacaan. Contoh ; مـصــر  serta عـيـن الـقــطــر . Namun, kalau lafadz مـصــر lebih baik dibaca Tafkhiim, karena jika lafadz ini dibaca washal (terus), maka washalnya menggunakan fathah. Sedangkan kalau lafadz عـيـن الـقــطــر lebih baik dibaca Tarqiiq, karena jika lafadz ini dibaca washal (terus), maka washalnya menggunakan kasrah.
         Lafadz  كــل فــرق Surat Asy-Syu’araa’ ; 63. Huruf Ra’ dari lafadz ini bisa dibaca dengan dua bacaan. Yaitu ; Dibaca Tafkhiim, karena Ra’ sukun bertemu dengan huruf Isti’la’ (Qaaf). Dan bisa juga dibaca Tarqiiq, karena huruf Isti’la’-nya (yaitu Qaaf) berharakat kasrah.

F.      Ra’ Tasydiid
         Huruf Ra’ yang bertasydiid itu, sifat getar-nya wajib disamarkan. Jangan sampai terlalu bergetar, agar tidak menjadi bacaan yang tidak fashih. Namun jangan sampai hilang sifat getar-nya. Solusinya adalah ; Ujung lidah didiamkan pada langit-langit mulut bagian atas, sampai selesai getarannya. Dan ketika membaca tasydiid (pada huruf Ra’ tersebut), hendaknya ditekan lebih kuat, agar tidak kehilangan (bunyi) tasydiid tadi.      

G.      Kesimpulan
1.       Huruf Ra’ sukun yang jatuh setelah kasrah, wajib dibaca Tafhkhiim (tebal), sebab bertemu dengan huruf Isti’la’. Di dalam Al-Qur’an hanya terdapat 5 Ayat saja yang berkenaan dengan ketentuan ini, yaitu ;
No
Lafadz
Juz
Nama Surat
Ayat
1
قــرطــاس
7
Al-An’aam
7
2
إرصــادا
11
At-Taubah
107
3
مـن كــل فــرقــة
11
At-Taubah
122
4
مــرصــادا
30
An-Nabaa’
21
5
لـبـالـمــرصــاد
30
Al-Fajr
14

2.       Huruf Ra’ sukun yang jatuh setelah kasrah, wajib berhenti (membaca). Sebab huruf Ra’ jatuh setelah Hamzah washal. Jenis ini sering dijumpai di dalam Al-Qur’an. Berikut ini beberapa contohnya ;

No
Lafadz
Juz
Nama Surat
Ayat
1
إن ارتـبـتــم
7
Al-Maaidah
106
2
رب ارحــمــهـمــا
15
Al-Israa’
24
3
لـمــن ارتــضـى
17
Al-Anbiyaa’
28
4
إركــعــوا واسـجــدوا
17
Al-Hajj
77
5
أم ارتــابــوا
18
An-Nuur
50
6
عــذاب * اركــض
23
Shaad
41/42
7
إرجــعــي إلـى
30
Al-Fajr
28







Idzhar & Idghaam

1)          Daftar Bacaan Yang Wajib Dibaca Idzhar Menurut Ijma’ Ulama’
No
Contoh
Sebab-sebab
1
أمـنـــوا وعـمـلــوا
Wawu Mad bertemu dengan Wawu
2
قــومـي يـعـلـمــون
Yaa’ Mad bertemu dengan Yaa’
3
خــضـتــــم
Dhaad bertemu dengan Ta’
4
أوعــظــت
Zha’ ( ظ ) bertemu dengan Ta’
5
فـمــن اضـطــر
Dhaad bertemu dengan Tha’
6
لا تــزغ قــلــوبـنــا
Ghain bertemu dengan Qaaf
7
فـسـبـحــه
Huruf Halqie bertemu dengan huruf Halqie juga. Huruf Halqie adalah ; ء ، هـ ، ح ، خ ، ع ، & غ
8
أفــرغ عــلـيـنــا
9
يـتـبــع خــطــوات
10
أبـلــغـــه
11
ويــتــبــع غــيــر
12
تـتـبــع أهـــواءهـــم
Warning !!! ; Huruf pertama yang mati dibaca sendiri secara tepat & jelas, agar tidak (kedengaran) seperti bacaan Idghaam !.

2)         Daftar Bacaan Yang Wajib Dibaca Idzhar Menurut Imam Hafsh.
No
Contoh
Sebab-sebab
1
إذ سـمـعـتـمــوه
Dzal sukun bertemu dengan Siin
2
إذ جــاءتـكــم
Dzal sukun bertemu dengan Jiim
3
إذ دخــلــت
Dzal sukun bertemu dengan Dal
4
إذ تــبــرأ
Dzal sukun bertemu dengan Ta’
5
وإذ صــرفـنـا
Dzal sukun bertemu dengan Shaad
6
وإذ زيـن
Dzal sukun bertemu dengan Za’
Warning !!! ; Huruf Dzal harus dibaca dengan jelas !
1
قــد شــغـفــهــا
Dal sukun bertemu dengan Syiin
2
ولـقــد ذرأنــا
Dal sukun bertemu dengan Dzal
3
فــقــد ضـل
Dal sukun bertemu dengan Dhaad
4
لــقــد جــاءكــم
Dal sukun bertemu dengan Jiim
5
قــد ســمـع الله
Dal sukun bertemu dengan Siin
6
فـقــد ظـلــم
Dal sukun bertemu dengan Zha’ ( ظ )
7
ولـقــد صــرفـنـا
Dal sukun bertemu dengan Shaad
8
ولــقــد زيــنــا
Dal sukun bertemu dengan Za’
Warning !!! ; Bacaan Qalqalah dari huruf Dal harus dibaca jelas !

1
كــذبــت ثــمــود
Ta’ Ta’niits bertemu dengan Tsa’
2
نــضـجــت جـلــودهــم
Ta’ Ta’niits bertemu dengan Jiim
3
خـبــت زدنــاهــم
Ta’ Ta’niits bertemu dengan Za’
4
كــانــت ظـالـمــة
Ta’ Ta’niits bertemu dengan Zha’ ( ظ )
5
لـهــدمـت صــوامــع
Ta’ Ta’niits bertemu dengan Shaad
6
أنـــزلــت ســورة
Ta’ Ta’niits bertemu dengan Siin
Warning !!! ; Bacaan Hams huruf Ta’ harus diperlihatkan !


3)         Daftar Bacaan Yang Wajib Dibaca Idghaam
No
Contoh
Sebab-sebab
Jenis Idghaam
1
تــولــوا وهــم
Wawu lain bertemu dengan Wawu
Mutamatsilain
2
إذ ذهـــب
Dzal sukun bertemu dengan Dzal
Mutamatsilain
3
إذ ظـلـمــوا
Dzal sukun bertemu dengan Zha’ ( ظ )
Mutajanisain
4
وقــد دخــلــوا
Dal sukun bertemu dengan Dal
Mutamatsilain
5
قــد تـبـيــن
Dal sukun bertemu dengan Ta’
Mutajanisain
6
أثـقــلــت دعـــوا الله
Ta’ sukun bertemu dengan Dal
Mutajanisain
7
وقـالــت طـائـفــة
Ta’ sukun bertemu dengan Tha’
Mutajanisain
8
ربـحـت تـجــارتــهــم
Ta’ sukun bertemu dengan Ta’
Mutamatsilain
9
قــل ربـي أعــلــم
Lam sukun bertemu dengan Ra’
Mutaqaribain
10
بــل رفــعــه الله
Lam sukun bertemu dengan Ra’
Mutaqaribain
11
إركــب مـعـنــا
Ba’ sukun bertemu dengan Miim
Mutajanisain
12
يــلـهــث ذلــك
Tsa’ sukun bertemu dengan Dzal
Mutajanisain
13
ألــم نـخـلـقـكــم
Mim sukun bertemu dengan Nun
Mutaqaribain
14
مــا فــرطــت
Tha’ sukun bertemu dengan Ta’
Naqiish





Jenis-jenis Idghaam
1)   Idghaam Mutamatsilain ( الـمـتـمـاثـلـيــن )
         Yaitu Idghaam-nya dua huruf yang sama, namun huruf yang pertama mati (sukun). Baik dalam satu kata maupun dalam kata yang berbeda. Namun apabila berupa huruf Mad ( Wawu mati jatuh setelah dhammah & Yaa’ mati jatuh setelah kasrah), maka menurut kesepakatan para ulama’ ahli baca Qur’an, lafadz itu harus dibaca Idzhar. Alasannya ; Makhraj Wawu Mad yang sukun, sudah tidak sama dengan Wawu biasa. Contoh ; قــالــوا وهــم . Selain itu, untuk menjaga (bacaan) Mad Thabi’ie jangan sampai lepas (tidak dibaca).
         Sedangkan jika berupa huruf lain ( Huruf Wawu dan Yaa’ yang mati & jatuh setelah harakat fathah), maka dalam hal ini masih berlaku hukum yang mewajibkan lafadz itu untu dibaca Idghaam. Oleh karena itu, ketahuilah bahwasanya huruf lain tersebut dibaca Idghaam ketika bertemu dengan huruf yang sejenis. Dan ingatlah bahwa Idghaam-nya huruf lain tadi, tidak berdengung. Contoh ; مـا اتـقــوا وأمـنــوا ، عــصــوا وكــانــوا ، أووا ونـصــروا .

2)  Idghaam Mutajaanisain ( الـمتـجــانـسـيـن )
         Yaitu Idghaam-nya dua huruf yang sama Makhraj-nya, namun berbeda sifat huruf-nya. Seperti ; Dal dengan Ta’, Ba’ dengan Miim, dll.          

3)  Idghaam Mutaqaaribain ( الـمتـقـاربـيــن )
         Yaitu Idghaam-nya dua huruf yang saling berdekatan Makhraj maupun sifat huruf-nya. Seperti ; Qaaf dengan Kaaf.

Waqaf & Permulaan bacaan ( IBTIda’ )
(Tempat Berhenti & Memulai atau Mengulangi Bacaan)
         Apabila seseorang sudah bisa membaca Al-Qur’an dengan memikirkan & memperhatikan Waqaf serta cara memulai suatu bacaan (Ibtida’), Isyaa Allah, dia akan mulai merasakan kenikmatan membaca Kalamullah (Al-Qur’an). Seseorang tidak mungkin bisa membaca satu Surat Al-Qur’an dengan satu kali tarikan nafas, serta tidak diperkenankan untuk menarik nafas di pertengahan bacaan washal (bacaan yang tidak ada tempat berhentinya). Begitu juga tidak diperkenankan untuk memutus suatu kalimat. Oleh karena itu, seseorang hendaknya melakukan ketentuan-ketentuan berikut ini ;
4  Mencari tempat waqaf untuk menghela nafas & istirahat
4  Menentukan lafadz yang digunakan untuk memulai suatu bacaan (disebut dengan istilah Ibtida’)
4  Waqaf & Ibtida’ itu tidak boleh merubah makna, maupun merusak kefahaman Al-Qur’an yang dibaca.

A.    Sekilas Tentang Waqaf
         Waqaf terbagi menjadi 4 bagian ;
1)       Waqaf Ikhtibarie ( وقــف إخـتــبــاري ) ;
Digunakan ketika menguji seseorang atau untuk mengajar pada murid, bagaimana tata cara mewaqafkan suatu Ayat, jika sewaktu-waktu terpaksa harus berhenti.
2)       Waqaf Intidzarie ( وقـف إنــتــظــاري )  ; 
Untuk menghimpun jenis-jenis bacaan (Qira’ah), karena perbedaan masing-masing riwayat.
3)       Waqaf Idhtiraarie  ( وقـف إضـطــراري );
Waqaf yang disebabkan oleh keterpaksaan, semisal ; kehabisan nafas, lupa atau tidak bisa membaca Al-Qur’an secara tepat.
4)       Waqaf Ikhtiyaarie( وقـف إخــتـيــاري )  ;
Waqaf yang memang disengaja.

        


B.   Jenis-jenis Waqaf Ikhtiyaarie     
         Para ulama’ membagi lagi Waqaf Ikhtiyaarie dengan 4 tingkatan ;
1)       Waqaf Taam ( وقــف تــام )
         Yaitu berhenti di akhir kalimat yang sudah sempurna, dan kalimat itu sudah tidak ada angkut pautnya lagi dengan kalimat berikutnya, baik dalam segi lafadz maupun segi maknanya.
         Waqaf Taam bertempat pada beberapa tempat berikut ini ;
4  Di akhir seluruh Surat dalam Al-Qur’an
4  Di akhir sebuah cerita. Contoh ; وأولـئـك هــم الـمـفـلـحـــون @  (Surat Al-Baqarah ; 5). Bagian akhir dari Ayat ini disebut juga dengan waqaf Taam. Karena Ayat ini menjadi penutup cerita tentang orang-orang mukminin, dan sudah tidak ada hubungannya dengan Ayat selanjutnya yang bercerita tentang orang-orang kafir.
4  Sering terdapat di akhir suatu Ayat. Contoh ; مـلـك يــوم الـديــن (Surat Al-Fatihah ; 4).
4  Belum sampai pada penghujung Ayat, namun masih berada di pertengahan Ayat. Contoh ; Surat Al-Furqan ; 29, yaitu ; لــقـد أضـلـنـي عــن الـذكــر بـعــد إذ جـاءنـي * . Ini adalah ucapan orang dzalim, Ubayy bin Khalaf. Kemudian Allah SWT berfirman ; وكـان الـشـيـطـان للإنـسـان خــذولا .
4  Setelah suatu Ayat, masih terdapat satu kata lagi. Contoh ; Surat Ash-Shaaffaat ; 138, Juz 23. Yaitu ; وإنـكـم لـتـمــرون عــلـيـهــم مـصـبـحـيــن @ وبـاللـيــل .
4  Berada sebelum Yaa’ nida’ (seruan), fi’il amar (bentuk kalimat perintah), Qasam (kalimat sumpah), Lam Qasam (huruf Lam untuk sumpah), sebelum lafadz وكـان الله ، ومـا كـان الله ، ذلـك serta lafadz لــولا . Namun syaratnya adalah tidak didahului oleh kalimat sumpah (Qasam), atau kalimat Qaul ( Seperti ; قـال ، قـالــوا  ).

2)       Waqaf Al-Kaafie ( وقــف الـكــافـي )
         Yaitu berhenti di akhir suatu kalimat yang sempurna, namun masih mempunyai hubungan makna (masih satu tema) dengan kalimat berikutnya.
         Waqaf Al-Kaafie bertempat pada beberapa tempat berikut ini ;
4  Kebanyakan berada pada Ayat-ayat semisal ; ومـمـا رزقـنـاهــم يـنـفـقــون @ . Karena biasanya cerita tentang orang mukmin masih belum selesai.
4  Mayoritas juga bertempat di tengah-tengah Ayat. Contoh ; فـلا يـحــزنـك قــولـهـم * إنـا نـعـلـم ... .
4  Bertempat pada tiap-tiap akhir Ayat yang sesudahnya berupa Lam Kay ( لـكـي ), Lafadz إلا  yang bermakna  لـكـن (akan tetapi), huruf إن yang ditasydiid, Istifhaam (kalimat pertanyaan), huruf بــل, ألا , Siin, ســوف , نـعــم , بـئـس &  كـيــلا . Namun syaratnya adalah tidak didahului oleh kalimat sumpah (Qasam), atau kalimat Qaul ( Seperti ; قـال ، قـالــوا  ).

3)       Waqaf Al-Hasan ( وقـف الـحـســن )
         Yaitu berhenti di akhir suatu kalimat yang sempurna, dan masih mempunyai hubungan lafadz maupun makna dengan kalimat berikutnya.
         Hukum Waqaf Hasan adalah sudah boleh berhenti, jika sudah bisa difaham maksud dari Ayat yang dibaca tadi. Akan tetapi, pengulangan bacaan dilakukan dengan cara mengulangi kembali kalimat yang sudah dia baca. Namun jika berada di akhir Ayat, maka permulaan bacaan (Ibtida’) bisa dilakukan dengan membaca lafadz pada Ayat berikutnya. Contoh ; الـحـمـد لله , kemudian dia mengulangi lagi dengan bacaan  ألـحـمـد لله رب الـعـالـمـين  . Apabila nafas seseorang masih panjang untuk bisa membaca waqaf Hasan, maka sebaiknya membacanya terus (washal) sampai (cadangan) nafasnya habis.

Daftar Waqaf Yang Diharamkan
(Jangan Sampai Berhenti Di Akhir Contoh-contoh Berikut Ini !!!)

No
Ayat
Juz
Nama Surat
Ayat
1
الــذيـن كـفــر * والله
3
Al-Baqarah
258
2
ومـا مــن إلــه
3
Ali ‘Imraan
62
3
لا تــقــربــوا الـصــلاة
5
An-Nisaa’
43
4
لا يـبـعــث الله
14
An-Nahl
38
5
مــثــل الـســوء ولله
14
An-Nahl
60
6
ولــم يـكـن لــه
15
Al-Israa’
111
7
لــفـي خــســـر
30
Al-‘Ashr
2
8
فــويــل للـمـصـلـيـن
30
Al-Maa’uun
4
9
إن الله لا يـهــدي
Di Ayat manapun berada
10
ومــا أرسـلــنــاك

Daftar Permulaan atau Pengulangan Yang Diharamkan
(Jangan Sampai Memulai Membaca Atau Mengulangi Bacaan Dengan Ayat-ayat Berikut Ini, Akan Tetapi Harus Membaca Washal (Terus) Dengan Ayat Sebelumnya !!!)

No
Ayat
Juz
Nama Surat
Ayat
1
الله عــلـى قــلــوبـهــم
1
Al-Baqarah
7
2
إتــخــذ الله ولــدا
1
Al-Baqarah
117
3
الله مــوتــوا
2
Al-Baqarah
243
4
إن الله فـقـيــر
4
Ali ‘Imraan
181
5
إن الله هـــو الـمـسـيـــح
6
Al-Maaidah
17
6
نــحــن أبـنــاء الله
6
Al-Maaidah
18
7
الله غــرابــا
6
Al-Maaidah
31
8
يــد الله مـغـلــولــة
6
Al-Maaidah
64
9
إن الله ثـالـث
6
Al-Maaidah
73
10
لا نـــؤمــن بـالله
7
Al-Maaidah
84
11
عـــزيــر ابــن الله
10
At-Taubah
30
12
الـمـسـيــح ابـن الله
10
At-Taubah
30
13
الله بــشـــرا
15
Al-Israa’
94
14
لــه شــريــك فـي الـمـلــك
15
Al-Israa’
111
15
إنـي إلــه مـن دونـــه
17
Al-Anbiyaa’
29
16
الله كـثــيــرا
22
Al-Ahzaab
35
17
لا أعـبــد الــذي فــطــرنــي
23
Yaasiin
22
18
ولــد الله
23
Ash-Shaaffaat
152
19
أعــبــد مــا تــعــبــدون
30
Al-Kaafiruun
2
Rumuz Waqaf

No
Tanda
Nama
Keterangan
1
م
Waqaf Lazim
Harus berhenti, jangan sampai membaca washal (terus).
2
ط
Waqaf Muthlaq
Lebih baik waqaf. Waqaf ini terkadang ditandai dengan menggunakan huruf-huruf berikut ini ; قـف ، قـلـى
3
ج
Waqaf Jaiz
Boleh waqaf  boleh washal
4
ز
Mujawwaz
Boleh waqaf, namun lebih baik washal (baca terus).
5
ص
Murakkhas
Diperkenankan waqaf, karena kehabisan nafas atau karena Ayatnya yang panjang-panjang. Dan memulai bacaan lagi dengan kalimat sesudahnya.
6
ق ، صلـى
-
Lebih baik dibaca washal (terus)
7
لا
Tidak Waqaf
Bukan tempat waqaf, namun boleh waqaf jika tanda ini berada di akhir suatu Ayat.
8

Muraqabah/ Mu’anaqah
Harus waqaf pada salah satu tanda saja, & washal pada tanda yang lain. Karena kalimat yang menggunakan tanda ini, bisa dikaitkan dengan kalimat sebelumnya maupun kalimat sesudahnya.
9
الـسـجـدة
Sajadah
Pagi pembaca maupun pendengar Ayat ini hendaknya melakukan sujud tilawah. Yaitu sujud 2 kali dengan membaca ;
سـجـد وجـهـي للـذي خـلـقـه وصــوره وشــق سـمـعـه بـحــولــه وقــوتــه . فـتـبـارك الله أحـســن الـخــالـقـيــن .
 Atau membaca kalimat thayyibah sebanyak 3 kali ;
سـبـحــان الله ، والـحـمــد لله ، و لا إلـه إلا الله ، والله أكـبــر .
10
ع
Ruku’
Tempat rukuk Nabi Muhammad SAW ketika beliau shalat.
11
ء
-
Tempat berhentinya bacaan atau riwayat (bacaan).




Daftar hukum Mim & Nun mati serta Tanwiin

No
Lafadz
Sebab
Bacaan
1
ومـنـهــم مــن ءامــن
7
Idghaam bi-ghunnah
2
فــاحـكــم بـيـنــهــم
11
Khfa’ Syafawie

0 komentar:

Posting Komentar

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS